Langsung ke konten utama

Postingan

Mungkin Sulit Untukmu Ikhlas, Tapi Ridho Tetap Harus Dicapai (Bag 1)

Di hari terakhir tahun ini, mungkin tak sedikit dari kita yang mencoba mengingat kembali apa-apa saja yang telah kita lalui kemudian darinya lahir beragam rupa emosi.  Keadaan senang, bahagia, lapang, mudah, enak, sudah biasa. Semua orang menginginkannya, hanya sayang tak setiap insan dari yang merasakan nikmat ini lantas mengucap syukur. Beda halnya dengan sedih, tak terima, amarah, dendam, tak ikhlas. Ini kebalikan. Sudah dapat dipastikan yang mendapat ujian ini alih-alih mengucap syukur, justru keluh kesah yang ia ekspresikan.  Terkadang rasa ketidaknyamanan yang hadir menyapa hidup ini menyisakan sesak di dada. Entah itu disebabkan gangguan orang atau yang selainnya. Sibuk kesana kemari obat luka dicari, padahal kuncilah adalah menata hati dan iman terhadap semua ketetapan Allah diperbaiki. "Loh kok ujung-ujungnya lari ke iman lagi, sih?!". Iya benar, coba direnungkan sejenak yuk. Bukankah semua yang terjadi di alam semesta ini tak pernah lepas dari apa-apa yang sudah All

Langkah Mudah Membuat Kompos

Waaah,  it's been a while! Oke baik, aku kembali dengan tulisanku yang ala-ala ini.  Sekarang aku akan membagikan pengalamanku mengompos yang Allah mudahkan, berhasil dan cukup memuaskan walhamdulillah.  Sebelumnya mau disclaimer dulu, yaa.  Perlu diketahui bahwa kompos itu sendiri banyak macamnya, belum lagi teknik-tekniknya, butuh bantuan zat lain atau tidak, dan sebagainya. Nah, yang insyaallah akan kubagikan ini adalah model mengompos yang paling general dan tergolong mudah.  Dalam membuat kompos ini teman-teman hanya membutuhkan tiga komponen utama, yaitu wadah, limbah organik (komposter), dan tanah. Wadahnya bebas bisa apapun selama itu bisa menahan air dan bisa buka-tutup. Limbah organik di sini semuanya yang alamiahnya dari 'sana' belum diproses sama sekali seperti; daun-daun kering; kulit buah; sisa sayur; dan yang sejenis dengan ketiga kategori ini.  Setelah kompos jadi, dikemanakan? Pertanyaan ini harus punya jawaban terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membu

Ternyata, Begini Rasanya.......

Bismillah Untuk semua saudari seimanku, izinkanku untuk berbagi pikiran ini, hanya sedikit.  Perihal menampakkan diri yang tanpa disadari. Jujur saja, tak jarang diri ini sedih dan justru malah ikut malu jika menemukan akun akhwat yang katanya sudah ngaji namun tanpa ada keperluan, komentarnya masih bertebaran di banyak akun dakwah dengan pengikut yang cukup tinggi. "Tapi kan komentarnya baik, salahnya dimana?". Betul komentarnya baik, namun bukankah lebih baik jika kau tidak menampakkan dirimu di sana, apa yang kau dapatkan dari komentarmu itu? Tidakkah kau ingat bahwa di media sosial semua orang bisa melihatmu? Meskipun hanya nama, sungguh rasa malu kita merupakan hal yang sangat tinggi kedudukannya akhawat. Baiknya jika ingin memuji, mendo'akan, rasanya cukup dari lirihnya lisan kita saja, tak perlu semua orang jadi tau apa nama akun medsosmu.  Memang medsos kita tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai orang, namun sedikit banyak dapat menjadi bagaimana cerminan i

Perihal Amanah

" tidak semua hal harus kamu lakukan sekarang" Ucapku pada diri sendiri untuk membesarkan hati. Entah mungkin karena terlalu banyak hal yang sengaja kuambil atau sebab kurangku dalam meminta keberkahan waktu. Jalan dua bulan belakangan, 24 jam dalam sehari rasanya tidak cukup, waktu berjalan dan berlalu begitu cepatnya.  Alhasil karena satu dan lain pertimbangan, dengan berat hati kuputuskan untuk melepas tiga tanggung jawab yang sedari lama telah kujalani. Perasaanku begitu campur aduk, pasalnya dua di antaranya merupakan bidang yang sangat kusukai, berkaitan dengan pendidikan dan anak-anak. Di sisi lain, pamitku menyisakan banyak pelajaran. Bahwa pada kenyataannya, tidak semua niat dan keinginan baik kita dapat berjalan semulus seperti yang kita bayangkan. Betul memang baik jika sepanjang hari digunakan untuk aktivitas yang bermanfaat, tapi mungkin aku lupa bahwa yang namanya manusia itu juga butuh waktu untuk istirahat -meskipun definisi istirahat yang sebenarnya tidaklah

Mendidik Anak Tak Hanya Menyoal Target, Bund

Bismillah. Bahasan yang ini agak serius dulu boleh kali ya. Tapi jangan tegang juga, bacanya saat sedang bersantai-ria justru lebih baik, karena nampaknya akan sedikit lebih panjang, hihi.  Jadi, belakangan ini Allah berikanku kesempatan untuk lagi-lagi terjun ke dunia pendidikan dan anak-anak. Sekarang bedanya adalah di jenjang pendidikan formal. Membersamai mereka dalam berbagai proses belajarnya sungguh merupakan salah satu hal yang syukurnya tak dapat kudefinisikan, alhamdulillah. Sering kali haru menyelimuti diri ini saat melihat sesuatu yang hal tersebut merupakan indikator baik bagi tumbuh kembang mereka. Tanpa kusadari, hampir setiap hari bersama mereka ternyata merupakan di antara sumber kebahagiaan yang Allah anugerahkan untukku.  Di sisi lain, tak jarang rasa bersalah datang menghampiri kemudian bertanya kepada diri "sudah maksimal belum ya apa yang kulakukan untuk mereka?", "kira-kira yang disampaikan hari ini betul dapat mereka terima dan amalkan ndak ya?&qu

Sepenggal Kisah di Balik Nama Blog Ini

Bismillah Baik, "Kenapa pakai nama ini?" Mungkin banyak pertanyaan semisal di atas yang pertama kali muncul di benak rekan-rekan saat membaca nama blog ini, terutama yang tidak mengenaliku di dunia nyata. Bukan, saat ini aku belum jadi seorang istri kok, apalagi seorang ibu.  Alasan sebenarnya adalah nama ini murni kupilih oleh sebab kekagumanku akan Ummu Sulaym, ya, betul, Ibunda Anas bin Malik. Sosok yang atas izin Allah lahir dari rahimnya salah seorang sahabat Rasulullah shalallahu 'alayhi wa sallam. Kisah beliau nampaknya memang tidak semasyhur kisah-kisah sahabiyah yang dikenal oleh kaum muslimin secara umum. Merasa sedikit asing dengan namanya, persis sama denganku saat pertama kali mendengar kisah ini. Di saat yang bersamaan, sejak saat itu juga rasa kagum dan penasaranku terus bertambah. Aku lupa waktu tepatnya kapan, yang kuingat hanya kajian singkat  saat aku masih mengenakan seragam putih abu-abu di Youtube pada salah satu majelis guru kami, Ustadz Khalid Basa

Tips Super Simpel Mengeringkan Bunga Asli/Fresh Flowers

  Intro sedikit Bismillah. Sebagai 'anak pertama', sepertinya tulisan ini akan lebih mengarah ke cerita biasa dulu, ya. Bunga-bunga ini merupakan kumpulan hasil pemberian keluarga, kerabat, dan rekan seperjuangan saat aku sidang skripsi, 04 Juli 2022 yang lalu.  Rasanya kegalauan ini mungkin juga dialami oleh teman-teman yang sudah mulai berorientasi terhadap nilai peduli akan lingkungan. Sayang sekali jika bunga-bunga ini langsung menjadi komposter, akan lebih sayang jika hanya berakhir di tempat pembuangan tanpa proses pemilahan terlebih dahulu.  Ditaruh di vas dan diberi air juga hanya memperpanjang umur mereka, tidak bisa selamanya segar meskipun air rutin diganti. Oleh karena itu, menurutku, mengeringkannya untuk menjadi hiasan ruangan adalah opsi yang paling ideal dilakukan. Hemat sebab hampir tidak keluar biaya, hasilnya pun seolah beli hiasan ruang dengan harga yang mahal, hihi. Oke baik, here we go : 1. Pisahkan Tiap Jenis Bunga Hal ini dilakukan agar memudahkan ketika