Langsung ke konten utama

Tips Super Simpel Mengeringkan Bunga Asli/Fresh Flowers

 


Intro sedikit

Bismillah.
Sebagai 'anak pertama', sepertinya tulisan ini akan lebih mengarah ke cerita biasa dulu, ya.

Bunga-bunga ini merupakan kumpulan hasil pemberian keluarga, kerabat, dan rekan seperjuangan saat aku sidang skripsi, 04 Juli 2022 yang lalu. 

Rasanya kegalauan ini mungkin juga dialami oleh teman-teman yang sudah mulai berorientasi terhadap nilai peduli akan lingkungan. Sayang sekali jika bunga-bunga ini langsung menjadi komposter, akan lebih sayang jika hanya berakhir di tempat pembuangan tanpa proses pemilahan terlebih dahulu. 

Ditaruh di vas dan diberi air juga hanya memperpanjang umur mereka, tidak bisa selamanya segar meskipun air rutin diganti. Oleh karena itu, menurutku, mengeringkannya untuk menjadi hiasan ruangan adalah opsi yang paling ideal dilakukan. Hemat sebab hampir tidak keluar biaya, hasilnya pun seolah beli hiasan ruang dengan harga yang mahal, hihi. Oke baik, here we go:

1. Pisahkan Tiap Jenis Bunga

Hal ini dilakukan agar memudahkan ketika proses pengeringan, sisanya hanya agar lebih rapi dan enak dilihat saja. Tetap sisakan tangkai kira-kira 5-10 cm, jangan lupa untuk potong ujung tangkai yang terkena air atau sudah layu, pastikan tangkai yang disisakan bukan tangkai yang busuk.

2. Ikat dan Jadikan Satu Lagi Kemudian Gantung Dengan Posisi Terbalik

Bunga yang sudah dipisahkan berdasarkan jenisnya tadi diikat. Lalu jadikan satu atau beberapa bagian (tetap dengan ikatan per jenis bunga) untuk kemudian digantung. Posisi terbalik maksudnya adalah dengan memosisikan bagian kuncup di bawah dan bagian tangkai di atas. Tujuannya agar kelopak dan bagian bunga lain saat kering tidak rontok atau mudah gugur ketika tersenggol. 
Gantung di area yang tidak terkena sinar matahari langsung namun juga tetap mendapatkan sirkulasi udara yang baik, jangan gantung di ruangan yang lembab.
Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2-3 pekan untuk bunga kering dengan sempurna dan tetap kokoh. 

3. Sudah Jadi, Silakan Bebas Lanjut Berkreasi

Bunga yang sudah kering dapat dijadikan berbagai macam hiasan. Jika sekadar untuk pajangan/hiasan ruang maka hanya tinggal modal vas bunga, atau jika tidak ingin mengeluarkan modal tetap digantung pada ruangan yang diinginkan (ala-ala estetik di luar negeri gitu wkwk), bisa taruh di bingkai juga. Jika ingin lebih ribet, bisa dijadikan gantungan kunci, memasukkan bunga atau bagian lain ke dalam cairan resin di cetakan dengan bentuk yang diinginkan. Selesai. So simple, ya kan. 

Bonus foto before after dikeringkan; dan ketika sudah menjadi hiasan ruangan. 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Mudah Membuat Kompos

Waaah,  it's been a while! Oke baik, aku kembali dengan tulisanku yang ala-ala ini.  Sekarang aku akan membagikan pengalamanku mengompos yang Allah mudahkan, berhasil dan cukup memuaskan walhamdulillah.  Sebelumnya mau disclaimer dulu, yaa.  Perlu diketahui bahwa kompos itu sendiri banyak macamnya, belum lagi teknik-tekniknya, butuh bantuan zat lain atau tidak, dan sebagainya. Nah, yang insyaallah akan kubagikan ini adalah model mengompos yang paling general dan tergolong mudah.  Dalam membuat kompos ini teman-teman hanya membutuhkan tiga komponen utama, yaitu wadah, limbah organik (komposter), dan tanah. Wadahnya bebas bisa apapun selama itu bisa menahan air dan bisa buka-tutup. Limbah organik di sini semuanya yang alamiahnya dari 'sana' belum diproses sama sekali seperti; daun-daun kering; kulit buah; sisa sayur; dan yang sejenis dengan ketiga kategori ini.  Setelah kompos jadi, dikemanakan? Pertanyaan ini harus punya jawaban terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membu

Mungkin Sulit Untukmu Ikhlas, Tapi Ridho Tetap Harus Dicapai (Bag 1)

Di hari terakhir tahun ini, mungkin tak sedikit dari kita yang mencoba mengingat kembali apa-apa saja yang telah kita lalui kemudian darinya lahir beragam rupa emosi.  Keadaan senang, bahagia, lapang, mudah, enak, sudah biasa. Semua orang menginginkannya, hanya sayang tak setiap insan dari yang merasakan nikmat ini lantas mengucap syukur. Beda halnya dengan sedih, tak terima, amarah, dendam, tak ikhlas. Ini kebalikan. Sudah dapat dipastikan yang mendapat ujian ini alih-alih mengucap syukur, justru keluh kesah yang ia ekspresikan.  Terkadang rasa ketidaknyamanan yang hadir menyapa hidup ini menyisakan sesak di dada. Entah itu disebabkan gangguan orang atau yang selainnya. Sibuk kesana kemari obat luka dicari, padahal kuncilah adalah menata hati dan iman terhadap semua ketetapan Allah diperbaiki. "Loh kok ujung-ujungnya lari ke iman lagi, sih?!". Iya benar, coba direnungkan sejenak yuk. Bukankah semua yang terjadi di alam semesta ini tak pernah lepas dari apa-apa yang sudah All

Ternyata, Begini Rasanya.......

Bismillah Untuk semua saudari seimanku, izinkanku untuk berbagi pikiran ini, hanya sedikit.  Perihal menampakkan diri yang tanpa disadari. Jujur saja, tak jarang diri ini sedih dan justru malah ikut malu jika menemukan akun akhwat yang katanya sudah ngaji namun tanpa ada keperluan, komentarnya masih bertebaran di banyak akun dakwah dengan pengikut yang cukup tinggi. "Tapi kan komentarnya baik, salahnya dimana?". Betul komentarnya baik, namun bukankah lebih baik jika kau tidak menampakkan dirimu di sana, apa yang kau dapatkan dari komentarmu itu? Tidakkah kau ingat bahwa di media sosial semua orang bisa melihatmu? Meskipun hanya nama, sungguh rasa malu kita merupakan hal yang sangat tinggi kedudukannya akhawat. Baiknya jika ingin memuji, mendo'akan, rasanya cukup dari lirihnya lisan kita saja, tak perlu semua orang jadi tau apa nama akun medsosmu.  Memang medsos kita tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai orang, namun sedikit banyak dapat menjadi bagaimana cerminan i