Langsung ke konten utama

Ternyata, Begini Rasanya.......

Bismillah

Untuk semua saudari seimanku, izinkanku untuk berbagi pikiran ini, hanya sedikit. 

Perihal menampakkan diri yang tanpa disadari.
Jujur saja, tak jarang diri ini sedih dan justru malah ikut malu jika menemukan akun akhwat yang katanya sudah ngaji namun tanpa ada keperluan, komentarnya masih bertebaran di banyak akun dakwah dengan pengikut yang cukup tinggi. "Tapi kan komentarnya baik, salahnya dimana?". Betul komentarnya baik, namun bukankah lebih baik jika kau tidak menampakkan dirimu di sana, apa yang kau dapatkan dari komentarmu itu? Tidakkah kau ingat bahwa di media sosial semua orang bisa melihatmu? Meskipun hanya nama, sungguh rasa malu kita merupakan hal yang sangat tinggi kedudukannya akhawat. Baiknya jika ingin memuji, mendo'akan, rasanya cukup dari lirihnya lisan kita saja, tak perlu semua orang jadi tau apa nama akun medsosmu. 
Memang medsos kita tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai orang, namun sedikit banyak dapat menjadi bagaimana cerminan identitas dan kualitas kita. 
Maka sekali lagi, tulisan ini menjadi pengingat untukku pribadi dan teman-teman akhawat semua agar dapat berhati-hati dalam menggunakan medsos, hendaknya dipikirkan matang-matang sebelum meninggalkan komentar, menandai akun-akun besar, atau bahkan hanya sekedar fitur love, terlebih kepada lawan jenis yang kau tidak mengenalnya di dunia nyata. 

Semakin ke sini aku semakin banyak belajar dari teman-teman yang masyaallah begitu pandainya mereka dalam menjaga muruah dan marwah sebagai seorang muslimah -semoga senantiasa Allah berkahi mereka dan mudahkan kita untuk bisa meneladaninya. Ada kok yang menghadiri majelis setiap hari namun yang mengetahui hanya teman-teman majelisnya saja, mereka tidak membuat video ala-ala, tidak pula menandai akun-akun dakwah di status mereka. Andai engkau mengetahui betapa tenangnya hari-harimu dengan beragam kegiatan menuntut ilmu atau hal bermanfaat lainnya tanpa banyak orang yang tau, tanpa kita mengeksposnya, aku yakin pasti engkau akan melakukannya jua. 

Kembali lagi, semua hal baik yang kita lakukan tak pernah lepas dari pertolongan Allah semata. Jangan bosan-bosan untuk meminta supaya dimudahkan dalam menjaga, ya. 

Semangat^^
Yakin deh, insyaallah kalau sudah merasakan betapa nikmatnya tersembunyi dan banyak kebaikan yang kau dapat dari sana, kau pasti ingin seterusnya demikian. 
Definisi kau menikmati hidupmu di dunia nyata; tanpa semua orang tau kamu akan tetap bisa take the moment and taste it!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Mudah Membuat Kompos

Waaah,  it's been a while! Oke baik, aku kembali dengan tulisanku yang ala-ala ini.  Sekarang aku akan membagikan pengalamanku mengompos yang Allah mudahkan, berhasil dan cukup memuaskan walhamdulillah.  Sebelumnya mau disclaimer dulu, yaa.  Perlu diketahui bahwa kompos itu sendiri banyak macamnya, belum lagi teknik-tekniknya, butuh bantuan zat lain atau tidak, dan sebagainya. Nah, yang insyaallah akan kubagikan ini adalah model mengompos yang paling general dan tergolong mudah.  Dalam membuat kompos ini teman-teman hanya membutuhkan tiga komponen utama, yaitu wadah, limbah organik (komposter), dan tanah. Wadahnya bebas bisa apapun selama itu bisa menahan air dan bisa buka-tutup. Limbah organik di sini semuanya yang alamiahnya dari 'sana' belum diproses sama sekali seperti; daun-daun kering; kulit buah; sisa sayur; dan yang sejenis dengan ketiga kategori ini.  Setelah kompos jadi, dikemanakan? Pertanyaan ini harus punya jawaban terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membu

Mungkin Sulit Untukmu Ikhlas, Tapi Ridho Tetap Harus Dicapai (Bag 1)

Di hari terakhir tahun ini, mungkin tak sedikit dari kita yang mencoba mengingat kembali apa-apa saja yang telah kita lalui kemudian darinya lahir beragam rupa emosi.  Keadaan senang, bahagia, lapang, mudah, enak, sudah biasa. Semua orang menginginkannya, hanya sayang tak setiap insan dari yang merasakan nikmat ini lantas mengucap syukur. Beda halnya dengan sedih, tak terima, amarah, dendam, tak ikhlas. Ini kebalikan. Sudah dapat dipastikan yang mendapat ujian ini alih-alih mengucap syukur, justru keluh kesah yang ia ekspresikan.  Terkadang rasa ketidaknyamanan yang hadir menyapa hidup ini menyisakan sesak di dada. Entah itu disebabkan gangguan orang atau yang selainnya. Sibuk kesana kemari obat luka dicari, padahal kuncilah adalah menata hati dan iman terhadap semua ketetapan Allah diperbaiki. "Loh kok ujung-ujungnya lari ke iman lagi, sih?!". Iya benar, coba direnungkan sejenak yuk. Bukankah semua yang terjadi di alam semesta ini tak pernah lepas dari apa-apa yang sudah All